Study Arsitektur pada rumah yang Menerapkan Secondary Skin untuk Merespon Masalah Iklim
Desain rumah
modern ini mengusung konsep rumah tropis dengan penguatan material local.
Mengoptimalkan potensi alam adalah hal utama yang ingin diterapkan dalam desainnya.
Cahaya matahari yang berlimpah dimaksimalkan sebagai penerangan alami. Sementara
angin yang segar sebagai pengudaraan penyejuk ruang dalam. Keduanya merupakan
hal utama yang ingin diterapkan pada desain ini.
Bukaan alami dibuat sebanyak
mungkin. Sebaliknya pemakaian beton dibuat seminimal mungkin. Ruang yang tidak
membutuhkan privasi dibuat “terbuka”. Tanaman berdaun hijaupun dihadirkan
sebagai pemasok kesegaran.
Namun demi mengatasi masalah
bangunan yang mengarah ke barat, bidang-bidang transparan ke arah barat
diminimalkan. Rumah pada sisi ini akan merasakan panas matahari di kala sore.,
yang selain tidak nyaman, intensitasnya, juga terlalu terik. Jika diperlukan
bukaan di sini ini, maka masukanya cahaya diminimalkan dengan penerapan kaidah
arsitektural.
Banyaknya cahaya yang masuk ke
dalam rumah melalui area yang terpapar langsung oleh cahaya sore menjadi
pertimbangan utama. Ini mengakibatkan perlunya secondary skin diaplikasikan,
utamanya pada dinding yang membatasi ruang dalam dan luar serta bukaan
transparan di area ini.
Secondary Skin Diseimbangkan dengan Elemen Arsitektural Fasad Lain
Untuk memaksimalkan peran
secondary skin, arsitek melengkapinya dengan memainkan bentuk pada
elemen-elemen fasad agar radiasi matahari dari arah barat benar-benar teredam.
Permainan bentuk diciptakan dengan membuat konsep cut and fill dengan
memanfaatkan kondisi lahan yang sedikit berkontur. Tampah rumah yang cukup
lebar seakan terbagi dalam beberapa bagian dibedakan dengan bentuk berlainan,
memberikan penyelesaian tampak yang simbang.
Selain itu kanopi panjang
ditambahkan pada pintu masuk utama rumah. Kanopi yang disangga oleh dua kolom structural
ini berguna untuk mengurangi sudut datangnya sinar matahari. Hadirnya kanopi
panjang juga menjadi solusi masalah tampias sehingga air tidak mudah angin
masuk ke rumah.
Lahan yang naik turun pun menjadi
sebuah potensi untuk mempercantik fasad rumah dan mengoptimalkan fungsi
secondary skin sebagai peredam panas. Tanaman yang dihadirkan sebagai unsure alami
yang menyokong kesegaran sekaligus menjadi alat kamuflase perbedaan tinggi di
entry area ini. Hadirnya tanaman juga menjadi penyeimbang kesan bagi fasad
rumah. Hamparan batu alam yang melapis lantai carport, melunak oleh hijau
tanaman dan warna warni bunga.
Kolom sebagai penyangga structural
bagian kanopi dilapisi batu palem emas dengan pilihan bentuk tidak beraturan
untuk menciptakan kesan alami.
Deretan cemaran yang mencapai
ketinggian dinding, memberi keteduhan dengan efek bayangannya. Tanaman juga
menjadi unsure penyeimbang unsur perkerasan pada carport yang mengaplikasikan
batu andesint abu bintik dengan teknik pemasangan random.
Selain itu secondary skin pada
dinding massif yang membatasi ruang tamu dibuat dari batu alam. Batu alam ini
diaplikasikan dengan teknik adu manis sehingga tercipta ruangan di dalamnya
sebagai penyaring udara panas.
semakin sering berkunjung disini makin minder karna rumah ku tak se wah disini2 :3
ReplyDelete