Suasana pedesaan selalu saja
memberikan kesan yang tidak terlupakan bagi warga kota jakarta. Masyarakat
urban biasanya memilih atmosfer pedesaan untuk melepas suasana hiruk-pikuk
kota. Hal inilah yang mendorong Vila Air, yang terletak di bandung utara, mengembangkan
destinasi peristirahatan dengan konsep suasana desa Parahyangan. Suasana desa
itu tergambar kuat lewat tampilan fisik, seperti sawung bumbu, kolam dalam
bentuk alami, dan bangunan sederhana yang merepresetasikan pedesaan.
Ciri Khas Vila Air
Vila Air terletak di daerah
berbukit dengan pohon pinus yang khas. Pada sore hari, semilir angin mendesir
berhasil menciptakan suasana pegunungan yang meneduhkan. Sementara pada malam
hari, kita bisa menyaksikan Kota Bandung dari kejauhan lewat lampu-lampu yang
menawan yang menghasilkan titik-titik cahaya yang indah.
Pola Bangunan
Pola ruang Villa Air berbentuk
linier. Koridor yang lebar, membelah masa bangunan dan kolam. Koridor tersebut
menjadi jalur sirkulasi utama menuju bangunan, sekaligus berfungsi sebagai
tempat parkir kendaraan. Di sini, jarak antar bangunan terukur dengan baik
sehingga menciptakan ruang yang leluasa.
Setiap bangunan di Villa Air
mempunyai rancangan yang sama. Dari luar, bangunan dua lantai ini terlihat
hanya berlantai satu. Material kayu menjadi material utama bangunan Villa Air.
Tidak hanya bangunan dominasi kayu, melainkan juga pada bagian teras, tangga
dan pergola. Hanya saja kayu pada teras dan tangga tidak dicat sehingga tampak
alamiah.
Keindahan Arsitektur dan Alam Yang Ditawarkan
Kondisi teras Villa Air cukup
lebar. Makanya pengunjung di sini bisa menghabiskan waktu di luar ruangan
sambil menikmati pemandangan yang ada di sekitar bangunan. Kenyamanan teras
begitu terjaga karena dinaungi pergola kayu yang dipotong pilar-pilar berbentuk
tabung. Agar terhindar dari sinar matahari, pergola itupun dililit tanaman
rambat dengan bunga berwarna oranye.
Sementara sawung yang menjadi
tempat melepas lelah khas Parahyangan pun dihadirkan di depan bangunan. Beranda di antara kolam,
sawung kecil yang memuat tiga atau empat orang ini terbuat dari bamboo dengan
atap rumbia. Tepat di depan bangunan, terdapat kolam buatan yang dirancang
berjenjang. Ini dikarenakan bangunannya berada lebih tinggi dari permukaan
tanah. Sementara itu, bentuk kolam dirancang sealami mungkin dengan menggunakan
batu yang disusun secara acak.
Diantara batu dalam kolam,
terdapat tanaman air. Pemilihan tanaman air dengan penempatannya di dalam kolam
dibuat tidak sama, sehingga menghasilkan pemandangan yang dinamis dan tidak
monoton. Justru pertumbuhan sebagian tanaman air seperti kupu-kupu, terlihat
berbeda-beda pada sebagian kolam.
Tanaman air yang tinggi menjulang
ini bagai tirai yang menghalangi sebagian pandangan ke arah bangunan atau ke
area lain yang ada disekitarnya Beberapa tanaman semak ditempatkan pada cerukan
kering diantara kolam. Bunga warna warni yang ada pada beberapa tanaman semak
berhasil memberi aksen di tengah hijau daun.
Untuk memberikan kesan dramatis, penerangan di
kawasan ini dibuat secukupnya dengan menggunakan lampu halogen. Cahaya lampu
seperti ini dianggap tidak menyilaukan mata, karena penempatannya yang
diletakkan di bawah tangga yang menuju bangunan atau tiang-tiang yang ditutup
kerangka kayu. Tak pelak lagi, suasana pedesaan yang tercipta di Villa Air
memberikan kesan mendalam dan mungkin sulit dilupakan bagi orang-orang kota.
Perancang villa air ini arsiteknya siapa?
ReplyDeletePerancang villa air ini arsiteknya siapa?
ReplyDelete