Dalam interior design, sirkulasi
merupakan bagian yang sangat penting yang harus diperhatikan dan direncanakan.
Sebenarnya prinsip penataan sirkulasi ini sangat gampang, intinya memahami pola
aktivitas penghuni yang ada di dalam ruangan. Hal ini lah yang membedakan hasil
interior design yang dilakukan oleh seorang arsitek ataupun interior designer dibandingkan
dengan perencanaan yang dilakukan hanya seorang drafter yang terbiasa
menggambar perancangan. Namun disini bukan bermaksud merendahkan profesi
drafter. Tidak sama sekali. Di sini penulis hanya ingin mengedepankan pemahaman
pola prilaku dan aktivitas ini akan membuat penataan ruang menjadi sempurna.
Nanti kita akan melihat pola penataan yang benar dan pola penataan yang tidak
terencana sebelumnya.
Berikut adalah prinsip penataan sirkulasi dalam Interior Design
Menyesuaikan fungsi ruang dengan zoning
Hal pertama yang
harus anda lakukan adalah pemetaan ruangan berdasarkan zoning. Pada umumnya
zona dalam suatu ruangan dibagi menjadi 2 yaitu zona publik dan zona private.
Namun kadang ada yang lebih spesifik lagi membaginya yaitu zona publik, zona
semi publik, zona private dan zona service. Zona publik adalah zona dimana
ruangan akan sering dikunjungi oleh orang luar yang bukan anggota keluarga.
Contonya adalah ruang tamu. Sedangkan zona semi publik adalah peralihan antara
area zona publik dan zona private. Contohnya adalah ruang makan dan ruang
keluarga. Zona private contohnya adalah kamar. Selain itu zona service adalah
seperti kamar mandi, ruang cuci, dapur dll.
Namun pada
umumnya karena keterbatasan lahan, banyak keluarga yang menggabungkan beberapa
zona menjadi satu, contohnnya karena sempitnya ruangan, ruang keluarga bisa
digabung menjadi ruang tamu. Namun hal pentingnya adalah tidak menghilangkan
esensi fungus ruangan yang ada di dalam ruang tersebut.
Hal yang perlu
diingat dalam pembagian zoning ini adalah pemisahan ruangan yang berbeda tidak
harus dipisahkan dengan dinding massif, namun bisa juga berupa perbedaan
ketinggian lantai, perletakan furniture atau pemberian accessories yang berbeda
pada ruangan yang berbeda.
2. Alur
Sirkulasi
Anda harus memperhatikan
alur sirkulasi. Yang dimaksud sirkulasi disini adalah sirkulasi antara ruangan
ataupun sirkulasi dalam satu ruangan. Contohnya penempatan ruang keluarga dan
ruang makan hendaknya memperhatikan alur sirkulasi yang bersifat strategis.
Ruangan yang strategis yang dimaksudkan disini adalah ruangan yang dapat
dijangkau dari berbagai arah karena ruang keluarga dan ruang makan merupakan
focal point dan ruang pengikat bagi ruang disekelilingnya.
3. Faktor
Pertimbangan Dalam Perencanaan Tata Ruang
1.
Interaksi antar penghuni
Selain ruang-ruang yang bersifat privat, seperti kamar
pribadi, dalam sebuah bangunan juga diperlukan ruang-ruang bersama (pusat
interaksi). Ruang tersebut biasanya ruang keluarga, ruang makan, dan ruang
tamu. Ruang tersebut dapat digunakan sebagai pusat interaksi dan komunikasi
antar anggota keluarga maupun tamu yang berkunjung.
Interaksi dan komunikasi yang terjadi antar anggota
keluarga merupakan hal yang perlu mendapat perhatian khusus karena hal ini
menjadi acuan mengenai pilihan furniture yang akan dipilih.
2.
Kesan Lapang
Kesan lapang adalah hal yang sangat penting dan ini
adalah kesan yang harus dicapai dalam design interior. Intinya penataan ruangan
yang kurang bener menyebabkan ruangan menjadi sesak dan sempit. Kesan lapang
akan didapat jika pemilihan furniture dan perletakan jumlah furniture telah
sesuai dengan ukuran dan jenis ruangan yang ditata.
3.
Kesesuaian Letak Furniture
Selain jumlah dan jenis furniture yang dipilih,
sebaiknya furniture yang dipilih juga menyesuaikan dengan tema ruangan. Perletakan
yang disarankan pun yaitu tidak boleh mengganggu ruang gerak, jika tidak
kenyemanan penghuni akan berkurang. Contohnya untuk furniture sofa, usahakan
pilih sofa yang tidak mengganggu kebebasan bergerak. Perletakan yang kurang
sesuai akan menimbulkan rasa jenuh, sehingga ruang jarang digunakan.
Berikut Perletakan dan Design Ruangan yang Salah