Mengusung isu pemanasan global,
bangunan ini memberi pembelajaran pada penggunanya. Dengan ditunjang konsep
lingkungan sehat dan peduli terhadap alam bangunan sekolah ini diharapkan
menjadi sarana pendidikan yang efektif bagi murid-muridnya.
Sebuah fasilitas pendidikan
idealnya tidak hanya memberi dedikasi terhadap pertumbuhan program pendidikan
akademis. Namun alangkah menariknya jika seluruh komponen yang ada termasuk ruangan
dan bangunan sekolah dapat menjadi ajang pembelajaran siswanya.
Beberapa konsep desain ruangan
disusun oleh tim arsitek Modern Space
dalam rancangan Bina Bangsa Intarnational School, Bandung. Tujuannya adalah
menciptakan sarana dan prasarana sesuai dengan standar sekolah international,
baik secara formal maupun informal.
Konsep dasar bangunan ini adalah
menciptakan ruang-ruang belajar pada semua space yang ada menjadi sebuah tempat
interaksi belajar yang nyaman. Baik itu sebagai ruang kelas yang merupakan
ruang formal maupun ruang-ruang interaksi, seperti koridor, courtyard, terrace,
taman terbuka, perpustakaan dan kantin.
Penzoningan
Bangunan ini terletak di kawasan
Dago Pakar Resor, Bandung, yang memiliki udara yang sejuk. Lahan seluas 10 ribu
m2 diolah dengan distribusi masa yang dipikirkan dengan cermat. Makanya, arah
mata angin juga menjadi pertimbangan utama dalam penempatan masa bangunan ini.
Zoning kelas dibuat dengan mengarahkan bukaan pada orientasi utara-selatan
dengan sebagian mengarah ke timur. Fasilitas indoor sport hall dan multifungsi
ditempatkan pada pusat bangunan. Sementara itu fasilitas lain, seperti
perpustakaan, kantin dan bangunan administrasi, ditempatkan pada lokasi best
view yang mengarah pada kota bandung dari ketinggian.
Pengolahan ruang-ruang menjadi
hal utama yang ditekankan oleh arsiteknya. Ini terlihat jelas pada lobby area.
Plafon Lobby dibuat dengan ketinggian dua lantai, hingga memberi keleluasaan
melihat beberapa sudut ruangan. Misalnya massa perpustakaan, area void ke
kantin, assembly hall, dan book store. Dengan demikian ruangan ini berhasil
memberikan koneksi visual antar-ruang secara horizontal dan vertical.
Hemat Energy dan Sistainable
Bangunan ini memberi pembelajaran
mengenai solusi pemanasan global lewat aspek ventilasi siang, penghematan air
dan roof garden. Mungkin yang patut menjadi catatan adalah bahwa bangunan ini
tidak menggunakan AC sehingga bangunan ini dapat dikatakan hemat energy.
Karenanya, demi menciptakan kenyamanan, semua ruangan diusahakan mendapatkan
sirkulasi udara secara baik. Ventilasi secara silang diupayakan melalui jendela
besar dan lubang bukaan-bukaan bay window.
Selain itu arsitek menerapkan
beberapa elemen arsitektur yang memiliki kontribusi sebagai penahan panas dan
sinar keras dari matahari barat. Sirip-sirip diorientasikantegak lurus arah
barat diharapkan dapat menahan sinar matahari langsung dari barat. Dengan
demikian dapat tercipta ruang-ruang belajar yang nyaman dan ventilasi silang
yang bisa bekerja dengan sempurna.
Konsep hemat energy ini juga
terkait dengan paint sustainable yang diusung oleh tim arsitek. Langkah
penghematan besar pada energy listrik diterapkan dengan menghadirkan kualitas
cahaya yang cukup pada semua ruang, sehingga penggunaan lampu pada siang hari
dapat diminimalkan.
Disamping itu juga dibuat system
penampungan air huja, dimana air bisa didaur ulang untuk penyiraman tanaman.
Satu kelebihannya adalah tampungan air bisa difungsikan untuk menampung air
sungai saat musim kemarau tiba. Point sustainable lainnya dalah grey water dari
bangunan diolah hingga air buangannya memenuhi syarat kandungan untuk dibuang
ke drain kota. Air PAM hanya digunakan pada titik-titik wastafel untuk cuci
tanga, dimana air buangannya langsung masuk ke water treatment kemudian di daur
ulang dan kemudian dialirkan ke beberapa titik rembesan tanah.
Go Green
Selanjutnya dalam usaha
memaksimalkan aspek “green”, 70% dari sisa lahan yang ada merupakan lahan
porous (serapan) yang dibuat paving dan grass block untuk mobil. Sedangkan sisa
lainnya diolah sebagai area landcape yang direncanakan berbentuk
tanaman-tanaman rindang. Tujuannya jelas yaitu menciptakan ruang komunal
sekaligus area belajar yang nyaman untuk aktivitas belajar. Sementara itu dalam
upaya mengontrol micro climate, panas radiasi matahari bangunan diminimalisasi
dengan menggunakan roof garden dan juga dinding-dinding tanaman yang terbuat
dari daur ulang plastic untuk media tanaman pot.
Mengingat bangunan ini
difungsikan untuk sekolah anak, maka sang arsitek berusaha menciptakan bangunan
ini sesuai dengan karakter anak. Makanya, bentuk-bentuk dinamis dan warna-warna
yang berani tetap diterapkan pada bangunan ini.