Sustainable Builing di Bina Bangsa International School – Studi Kasus Arsitektur

admin
0

Mengusung isu pemanasan global, bangunan ini memberi pembelajaran pada penggunanya. Dengan ditunjang konsep lingkungan sehat dan peduli terhadap alam bangunan sekolah ini diharapkan menjadi sarana pendidikan yang efektif bagi murid-muridnya.

Sebuah fasilitas pendidikan idealnya tidak hanya memberi dedikasi terhadap pertumbuhan program pendidikan akademis. Namun alangkah menariknya jika seluruh komponen yang ada termasuk ruangan dan bangunan sekolah dapat menjadi ajang pembelajaran siswanya.
Beberapa konsep desain ruangan disusun  oleh tim arsitek Modern Space dalam rancangan Bina Bangsa Intarnational School, Bandung. Tujuannya adalah menciptakan sarana dan prasarana sesuai dengan standar sekolah international, baik secara formal maupun informal.
Konsep dasar bangunan ini adalah menciptakan ruang-ruang belajar pada semua space yang ada menjadi sebuah tempat interaksi belajar yang nyaman. Baik itu sebagai ruang kelas yang merupakan ruang formal maupun ruang-ruang interaksi, seperti koridor, courtyard, terrace, taman terbuka, perpustakaan dan kantin. 

Penzoningan

Bangunan ini terletak di kawasan Dago Pakar Resor, Bandung, yang memiliki udara yang sejuk. Lahan seluas 10 ribu m2 diolah dengan distribusi masa yang dipikirkan dengan cermat. Makanya, arah mata angin juga menjadi pertimbangan utama dalam penempatan masa bangunan ini. Zoning kelas dibuat dengan mengarahkan bukaan pada orientasi utara-selatan dengan sebagian mengarah ke timur. Fasilitas indoor sport hall dan multifungsi ditempatkan pada pusat bangunan. Sementara itu fasilitas lain, seperti perpustakaan, kantin dan bangunan administrasi, ditempatkan pada lokasi best view yang mengarah pada kota bandung dari ketinggian. 
Pengolahan ruang-ruang menjadi hal utama yang ditekankan oleh arsiteknya. Ini terlihat jelas pada lobby area. Plafon Lobby dibuat dengan ketinggian dua lantai, hingga memberi keleluasaan melihat beberapa sudut ruangan. Misalnya massa perpustakaan, area void ke kantin, assembly hall, dan book store. Dengan demikian ruangan ini berhasil memberikan koneksi visual antar-ruang secara horizontal dan vertical. 

Hemat Energy dan Sistainable

Bangunan ini memberi pembelajaran mengenai solusi pemanasan global lewat aspek ventilasi siang, penghematan air dan roof garden. Mungkin yang patut menjadi catatan adalah bahwa bangunan ini tidak menggunakan AC sehingga bangunan ini dapat dikatakan hemat energy. Karenanya, demi menciptakan kenyamanan, semua ruangan diusahakan mendapatkan sirkulasi udara secara baik. Ventilasi secara silang diupayakan melalui jendela besar dan lubang bukaan-bukaan bay window.
Selain itu arsitek menerapkan beberapa elemen arsitektur yang memiliki kontribusi sebagai penahan panas dan sinar keras dari matahari barat. Sirip-sirip diorientasikantegak lurus arah barat diharapkan dapat menahan sinar matahari langsung dari barat. Dengan demikian dapat tercipta ruang-ruang belajar yang nyaman dan ventilasi silang yang bisa bekerja dengan sempurna.
Konsep hemat energy ini juga terkait dengan paint sustainable yang diusung oleh tim arsitek. Langkah penghematan besar pada energy listrik diterapkan dengan menghadirkan kualitas cahaya yang cukup pada semua ruang, sehingga penggunaan lampu pada siang hari dapat diminimalkan. 
Disamping itu juga dibuat system penampungan air huja, dimana air bisa didaur ulang untuk penyiraman tanaman. Satu kelebihannya adalah tampungan air bisa difungsikan untuk menampung air sungai saat musim kemarau tiba. Point sustainable lainnya dalah grey water dari bangunan diolah hingga air buangannya memenuhi syarat kandungan untuk dibuang ke drain kota. Air PAM hanya digunakan pada titik-titik wastafel untuk cuci tanga, dimana air buangannya langsung masuk ke water treatment kemudian di daur ulang dan kemudian dialirkan ke beberapa titik rembesan tanah.

Go Green

Selanjutnya dalam usaha memaksimalkan aspek “green”, 70% dari sisa lahan yang ada merupakan lahan porous (serapan) yang dibuat paving dan grass block untuk mobil. Sedangkan sisa lainnya diolah sebagai area landcape yang direncanakan berbentuk tanaman-tanaman rindang. Tujuannya jelas yaitu menciptakan ruang komunal sekaligus area belajar yang nyaman untuk aktivitas belajar. Sementara itu dalam upaya mengontrol micro climate, panas radiasi matahari bangunan diminimalisasi dengan menggunakan roof garden dan juga dinding-dinding tanaman yang terbuat dari daur ulang plastic untuk media tanaman pot. 
Mengingat bangunan ini difungsikan untuk sekolah anak, maka sang arsitek berusaha menciptakan bangunan ini sesuai dengan karakter anak. Makanya, bentuk-bentuk dinamis dan warna-warna yang berani tetap diterapkan pada bangunan ini.

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)